Ayah, janganlah nangis!
karena engkau selalu ada untukku
Aku juga pernah banyak menetaskan air mata
yang mungkin saja tak kau lihat
Ayah, sungguh aku menyayangimu
simpan baik-baik kata-kata ini dalam hatimu
Aku tahu jika engkau pasti menyayangiku
meskipun saat ini kita berjauhan
Ayah, ibu pun menyayangimu
meskipun ia menyembunyikan kesedihannya
Aku sungguh pernah melihatnya duduk melamun seorang diri
dan air matanya pun menetes dari pipinya
Ayah, suatu hari nanti, engkau akan kembali
dan kita akan kembali berkumpul bersama lagi
Aku masih menyimpan kenangan kita saat berpisah
dan terus menatapnya sampai kita pun bersua
Ayah, ketika engkau tidur
mimpikanlah ibu dan aku
Aku akan tunjukkan senyum manis di wajah mungilku
aku pun berharap engkau bisa menyaksikannya
Ayah, lengan kecilku sekarang membentang
aku tahu tanganmu pun demikian, membentang ingin memelukku
Ini adalah satu pelukan untukmu.
—
Adapted from “A letter of love to a father away”: Daddy Don’t Cry
© April M. Alcocer
While be alone in student house of KSU on 25th Dzulqo’dah 1431 H, Riyadh, KSA